Kamis, 27 November 2014

OVERLAND FLORES #Day7 : Larantuka :)


Pagi jam 05:00 WITA, kami sudah bersiap-siap menuju Larantuka dari Maumere. Kami menumpang kendaraan Elf yang berangkat pukul 05:30. Biaya transportnya saat itu 100rb/orang, Kami menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam dengan disajikan pemandangan yang luar biasa. Dari laut, hutan, dan gunung Berapi.

Saat kami sampai di Larantuka, kami disambut oleh teman kami yang memang orang asli Larantuka. Kami dibawa ke Hotel yang tak jauh dari pelabuhan larantuka. Pemandangannya memang luar biasa indah.






 

Setiap tahun, sekitar seminggu menjelang Paskah, kota Larantuka di Flores Timur dengan khidmat merayakan Minggu Suci yang dikenal sebagai Semana Santa. Merupakan Prosesi puncak pada hari Jumat Agung atau Sesta Vera. Pusat perayaan diadakan di dua patung suci, yaitu patung Yesus Kristus (secara lokal dinamai Tuan Ana) dan patung Perawan Maria (secara lokal dinamai Tuan Ma). Kedua patung tersebut dibawa oleh misionaris Portugis Gaspardo EspĂ­rito Santo dan Agostinhode Madalena pada abad 16. Patung-patung ini hanya ditampilkan kepada publik setiap hari Paskah. Dalam acara Pekan Suci ini, kota Larantuka yang biasanya tenang berubah ramai karena disesaki peziarah dan jemaat dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari seluruh dunia. Kota ini memiliki pengaruh kuat kolonial Portugis dan dikenal sebagai salah satu tempat dimana agama Katolik berkembang di Indonesia.



 
Setelah puas buka buku sejarah dan ngobrol bersama teman kami disana, kami diajak berkuliner tepat persis didepan Hotel kami tinggal. Makan murah, dan porsi besar. Ikan laut disana sangat murah dan masih segar.
 



Dimalam itu kami bersedih, karena kapal penyeberangan dari lembata menuju Alor dalam perbaikkan. Kami sempat kebingungan bagaimana kami melanjutkan perjalanan menuju Alor.  Makan malam ini, menutup hari kami pertama di Larantuka sekaligus malam itu kami mencari solusi agar bisa melanjutkan misi kami ke Alor.

OVERLAND FLORES #Day6 : Super Sunrise dan Perjalanan menuju Maumere


Alarm jam berdering pukul 02:00 WITA, saya beranjak dari sleeping bag dan merambat lemah dari tembok ke tembok menuju kamar mandi. Oke, saatnya menyentuh air super dingin dan memastikan mata ini terbuka dengan sempurna. Saya dan Onggo langsung membereskan barang-barang kami untuk siap dibawa ke maumere setelah serangan fajar.

Si Mio pun langsung dipanasin dan wussss, udara pagi menusuk tulang harus kami hadapi. Selama perjalanan kami mencoba menahan gemetar karena super dinginnya. Setelah 1,5jam perjalanan, sampailah kami di parker utama Gunung Kelimutu. Dan, jam 04:20 itu sudah ramai oleh wisatawan asing yang juga siap-sipa serangan fajar.

Oke, langsung saja kami menuju puncak Kelimutu yang kurang lebih ditempuh dalam waktu 30 menit, hahahahaa. Mau tahu hasilnya, bisa lihat foto dibawah ini:


























Oke, luar biasa kan...??!! Memang, Kelimutu sangat dikenal oleh wisatawan luar negeri, terutama Eropa. Tinggal bagaimana pemerintah mengelolanya dengan baik. J
Oke, setelah puas dengan Sunrise Kelimutu, kami pulang kembali ke Ende untuk persiapa menuju ke Maumere. Tepat jam 11:00 kami sudah ada di Ende kembali. Kami packing dan menuju maumere dengan Taxi. Taxi Avanza tentunya, hahaha. Yang perlu digarisbawahi, mobil kami dengan 7penumpang + 1 sopir, dan barang super banyak diatas mobil. Sopirnya pun seperti sudah terlatih dengan kondisi jalanan yang super kacau dan kelok jalan yang super nikung.

Setelah 4 jam perjalanan, sampailah kami di Maumere dan kami mencari alamat saudaranya Onggo. Kami tinggal di bengkel tempat pendidikan anak-anak SMK disana. Lokasinya tidak jauh dari Katedral Maumere.
 Tempat berteduh kami
 
Bengkel Praktek

Malamnya kami berjalan menuju pelabuhan. Terlihat kesibukan bongkar muat barang di pelabuhan. Pelabuhan L-Say ini memang menjadi pusat perekonomian pulau Flores. Bahan kebutuhan rumah tangga semua melewati pelabuhan ini.
Pelabuhan L-Say

Pelabuhan L-Say

Kami melanjutkan jalan kaki menuju alun-alun kota Maumere. Disini ada patung Yesus yang menengadah menghadap ke Gunung. Cerita penduduk setempat, pada saat terjadi gempa dan Tsunami tahun 1991, penduduk kota Maumere semua berkumpul di alun-alun ini. Mukjizatnya, semua orang yang berada di alun-alun selamat dari terjangan Tsunami ini. Air terbelah kesisi barat dan timur alun-alun.

 Alun-alun Kota Maumere
 
Katedral Maumere
 
Setelah puas menikmati kota Maumere, kami menuju tempat menginap kami untuk beristirahat. Besok paginya, kami akan melanjutkan perjalanan ke Larantuka.