Alarm jam berdering
pukul 02:00 WITA, saya beranjak dari sleeping bag dan merambat lemah dari
tembok ke tembok menuju kamar mandi. Oke, saatnya menyentuh air super dingin
dan memastikan mata ini terbuka dengan sempurna. Saya dan Onggo langsung
membereskan barang-barang kami untuk siap dibawa ke maumere setelah serangan
fajar.
Si Mio pun
langsung dipanasin dan wussss, udara pagi menusuk tulang harus kami hadapi.
Selama perjalanan kami mencoba menahan gemetar karena super dinginnya. Setelah
1,5jam perjalanan, sampailah kami di parker utama Gunung Kelimutu. Dan, jam
04:20 itu sudah ramai oleh wisatawan asing yang juga siap-sipa serangan fajar.
Oke, langsung
saja kami menuju puncak Kelimutu yang kurang lebih ditempuh dalam waktu 30
menit, hahahahaa. Mau tahu hasilnya, bisa lihat foto dibawah ini:
Oke, luar
biasa kan...??!! Memang, Kelimutu sangat dikenal oleh wisatawan luar negeri,
terutama Eropa. Tinggal bagaimana pemerintah mengelolanya dengan baik. J
Oke, setelah
puas dengan Sunrise Kelimutu, kami pulang kembali ke Ende untuk persiapa menuju
ke Maumere. Tepat jam 11:00 kami sudah ada di Ende kembali. Kami packing dan
menuju maumere dengan Taxi. Taxi Avanza tentunya, hahaha. Yang perlu
digarisbawahi, mobil kami dengan 7penumpang + 1 sopir, dan barang super banyak
diatas mobil. Sopirnya pun seperti sudah terlatih dengan kondisi jalanan yang
super kacau dan kelok jalan yang super nikung.Setelah 4 jam perjalanan, sampailah kami di Maumere dan kami mencari alamat saudaranya Onggo. Kami tinggal di bengkel tempat pendidikan anak-anak SMK disana. Lokasinya tidak jauh dari Katedral Maumere.
Tempat berteduh kami
Bengkel Praktek
Malamnya kami berjalan menuju pelabuhan. Terlihat kesibukan bongkar muat barang di pelabuhan. Pelabuhan L-Say ini memang menjadi pusat perekonomian pulau Flores. Bahan kebutuhan rumah tangga semua melewati pelabuhan ini.
Pelabuhan L-Say
Kami
melanjutkan jalan kaki menuju alun-alun kota Maumere. Disini ada patung Yesus
yang menengadah menghadap ke Gunung. Cerita penduduk setempat, pada saat
terjadi gempa dan Tsunami tahun 1991, penduduk kota Maumere semua berkumpul di
alun-alun ini. Mukjizatnya, semua orang yang berada di alun-alun selamat dari
terjangan Tsunami ini. Air terbelah kesisi barat dan timur alun-alun.
Alun-alun Kota Maumere
Katedral Maumere
Setelah puas
menikmati kota Maumere, kami menuju tempat menginap kami untuk beristirahat.
Besok paginya, kami akan melanjutkan perjalanan ke Larantuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar