Kamis, 04 Desember 2014

OVERLAND FLORES #Day10 Alor, memang luar biasa!!

Jam 04:00, kami sudah berangkat dari penginapan menuju ke Bandara El-Tari. Kami take off pukul 06:00 dan sampai di Alor pada pukul 07:30. Dari atas pesawat, kita bisa melihat laut sekitar Alor yang bersih dan jernih. Kita mulai medarat di bandara yang super sempit yang dibatasi Laut dan Tebing Karang. Luar biasa pemandangannya ketika saya keluar dari pesawat.

Super sepi

Matahari pagi

Pemandangan dari atas

Siap-siap mendarat

Bandara Alor

Keberuntungan memang berpihak pada kami, ada seorang asli Alor yang berbaik hari menampung kami dirumahnya. Om Lomboan panggilannya. Dia saat itu juga sedang menjeput temannya yang akan berlibur juga di Alor. Om Lomboan orang yang sangat ramah da sering membantu wisatawan yang akan berlibur ke Alor.
Berkenalan dengan kawan Om Lomboan

Dihari pertama di Alor, kami diajak Om Lomboan keliling Pulau Alor dan menuju Pantai PAsir Putih Alor (Bukan pantai pasir Putih Raul Lemos Kridayanti yaa). Pantai yang cukup indah, dan masih sepi. Pemandangan Sunset yang indah dan menawan juga disajikan dari sana.
Peta Kawasan Pantai Pasir Putih

Obrolan Om Lomboan dan temannya

Luar biasa

Tak bertuan

Berkenalan dengan warga sekitar 

Touris Manacanegara pun tahu keindahan tempat ini

Super Sunset

Super Sunset

Mobil petarung, hehehe
Bersama berbincang malam

Barbeque dulu

 Setelah pulang, malamnya kami barbeque bersama keluarga om Lomboan. Kebetulan juga, Donovan (Owner Dive Alor) juga berteman dengan om Lomboan, sehingga lumayan kami bisa lebih hemat, tinggal keluar biaya sewa alat saja J. Malam itu, saya dan Onggo sangat lega dan merasa keterlambatan sampai Alor ini terbayar dengan keadaan sekarang ini.

OVERLAND FLORES #Day9 : Larantuka - Maumere - Kupang

Jam 05:00 WITA, saya dan Onggo berpamitan ke teman kami dan menuju ke maumere dengan menggunakan Elf yang paling pagi. Sepanjang perjalanan, saya dan Onggo hanya tertidur. Di hari kesepuluh ini, saya sedikit agak kelelahan dan kecewa karena jadwal harus molor sehari. Harusnya pagi ini kami sudah berada di Alor jika ada penyeberangan.
Bersih-bersih sebelum cus

Sesampainya di gerbang masuk bandara Fran Seda, kami harus berjalan kaki 2 kilometer!!! Saat itu jam 11 siang, hahahaha. Lumayan membakar kulit dan 2 botol air mineral 1,5L ludess. Sesampainya di bandara, kami langsung tertidur bentar di teras bandara. Sebenarnya, hamper mirip terminal bus dari pada bandara saat itu. Banyak fasilitas yang rusak, dan areanya yang kecil. Tapi mungkin sekarang jauh lebih baik.
Tertidur sejenak habis jalan kaki


Ruang tunggu bandara

Kami terbangun dari tidur kami karena ada keributan di area bandara. Kami menuju ke area keributan. Ternyata sumber masalahnya adalah salah satu maskapai penerbangan membatalkan jadwal penerbanganya. Saya dan Onggo pun sudah ketakutan jika maskapai yang kami tumpangi juga membatalkan penerbangannya. Ketakutan kami beralasan karena memang pada saat itu hari kedua lebaran.
Memang, Tuhan selalu baik sama backpackers hahaha, pesawat kami memang tetap beroperasi, walaupun delay. Jam 15:00, kami lepas landas. Penerbangan kali ini menggunakan pesawat baling-baling...hahahaha lumayan menegangkan.


1jam kemudian, kami sudah sampai di Bandara El-Tari dan menuju ke penginapan sekitar bandara. Kami akan melanjutkan perjalanan Kupang Alor pada jam 05:00WITA. Penginapan di Kupang lemayan terjangkau, sekitar 150.000/kamar untuk 2 orang.

Penginapan di Kupang

Malamnya, kami berjalan-jalan ke alun-alun kota Kupang. Tak diduga, disana ada pameran Wisata NTT yang kebetulan kami ingin mencari informasi seputar Alor. Maklum, di Alor nanti kami tidak punya kenalan siapapun. Setelah lelah, kami langsung kembali berjalan ke penginapan.

Rabu, 03 Desember 2014

OVERLAND FLORES #Day 8 : Larantuka ke Lamalera, dan kembali ke Larantuka (yang seharusnya ke Alor)

Paginya, kami menumpang kapal nelayan menuju lembata. Kami mengarungi laut sekitar 3 jam dan sampai di Lembata.

Setelah sampai, kami langsung menuju Lamalera, kurang lebih 2 jam perjalanan. Jalanan yang lumayan rusak ini haru kami tempuh demi melihat kampung pemburu ikan paus.


Desa Lamalera yang bersuku Lamaholot dibina di antara bukit batu dan cadas Kabupaten Pulau Lembata yang menghadap ke Laut Sawu di hadapannya. Lamafa (juru tikam) yang memimpin kawanan matros (sebutan untuk pendayung), siap memberi aba-aba meluncurkan peledang, perahu penangkap paus yang khusus dibuat. Para nelayan dan turis menunggu seseorang menyerukan Baleo! Baleo! Itulah pertanda ikan paus muncul di permukaan di antara bulan-bulan penangkapan, yaitu Mei dan Oktober. Dan sayangnya, kami berada disana dibulan Agustus, ya sudah kami Cuma melihat bagaimana bentuknya daging ikan paus, hahahaha. :'(

Pemandangan desa Lamalera dari atas

Tulang Rusuk Ikan Paus

Kapal masuk garasi

Perbaikkan kapal

Kami tidak lama disana, hanya 1 jam untuk menikmati dan kami harus kembali ke pelabuhan untuk kembali ke Larantuka. Kami sebenarnya ingin langsung ke Alor, tapi apa adaya tidak ada transportasi menuju ke Alor saat itu.





Sore jam 17:00, kami sudah berada di larantuka. Kami memutuskan untuk menggunakan pesawat dari Maumere – Kupang – Alor. Memang budged agak membengkak, tapi kami bersyukur masih ada tiket promo di H-1 keberangkatan. Malam mini, kami menutup acara di alor dengan Seafood muraaaaaah... dan lanjut tidur untuk kembali ke Maumere mengejar pesawat.

Kamis, 27 November 2014

OVERLAND FLORES #Day7 : Larantuka :)


Pagi jam 05:00 WITA, kami sudah bersiap-siap menuju Larantuka dari Maumere. Kami menumpang kendaraan Elf yang berangkat pukul 05:30. Biaya transportnya saat itu 100rb/orang, Kami menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam dengan disajikan pemandangan yang luar biasa. Dari laut, hutan, dan gunung Berapi.

Saat kami sampai di Larantuka, kami disambut oleh teman kami yang memang orang asli Larantuka. Kami dibawa ke Hotel yang tak jauh dari pelabuhan larantuka. Pemandangannya memang luar biasa indah.






 

Setiap tahun, sekitar seminggu menjelang Paskah, kota Larantuka di Flores Timur dengan khidmat merayakan Minggu Suci yang dikenal sebagai Semana Santa. Merupakan Prosesi puncak pada hari Jumat Agung atau Sesta Vera. Pusat perayaan diadakan di dua patung suci, yaitu patung Yesus Kristus (secara lokal dinamai Tuan Ana) dan patung Perawan Maria (secara lokal dinamai Tuan Ma). Kedua patung tersebut dibawa oleh misionaris Portugis Gaspardo EspĂ­rito Santo dan Agostinhode Madalena pada abad 16. Patung-patung ini hanya ditampilkan kepada publik setiap hari Paskah. Dalam acara Pekan Suci ini, kota Larantuka yang biasanya tenang berubah ramai karena disesaki peziarah dan jemaat dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari seluruh dunia. Kota ini memiliki pengaruh kuat kolonial Portugis dan dikenal sebagai salah satu tempat dimana agama Katolik berkembang di Indonesia.



 
Setelah puas buka buku sejarah dan ngobrol bersama teman kami disana, kami diajak berkuliner tepat persis didepan Hotel kami tinggal. Makan murah, dan porsi besar. Ikan laut disana sangat murah dan masih segar.
 



Dimalam itu kami bersedih, karena kapal penyeberangan dari lembata menuju Alor dalam perbaikkan. Kami sempat kebingungan bagaimana kami melanjutkan perjalanan menuju Alor.  Makan malam ini, menutup hari kami pertama di Larantuka sekaligus malam itu kami mencari solusi agar bisa melanjutkan misi kami ke Alor.

OVERLAND FLORES #Day6 : Super Sunrise dan Perjalanan menuju Maumere


Alarm jam berdering pukul 02:00 WITA, saya beranjak dari sleeping bag dan merambat lemah dari tembok ke tembok menuju kamar mandi. Oke, saatnya menyentuh air super dingin dan memastikan mata ini terbuka dengan sempurna. Saya dan Onggo langsung membereskan barang-barang kami untuk siap dibawa ke maumere setelah serangan fajar.

Si Mio pun langsung dipanasin dan wussss, udara pagi menusuk tulang harus kami hadapi. Selama perjalanan kami mencoba menahan gemetar karena super dinginnya. Setelah 1,5jam perjalanan, sampailah kami di parker utama Gunung Kelimutu. Dan, jam 04:20 itu sudah ramai oleh wisatawan asing yang juga siap-sipa serangan fajar.

Oke, langsung saja kami menuju puncak Kelimutu yang kurang lebih ditempuh dalam waktu 30 menit, hahahahaa. Mau tahu hasilnya, bisa lihat foto dibawah ini:


























Oke, luar biasa kan...??!! Memang, Kelimutu sangat dikenal oleh wisatawan luar negeri, terutama Eropa. Tinggal bagaimana pemerintah mengelolanya dengan baik. J
Oke, setelah puas dengan Sunrise Kelimutu, kami pulang kembali ke Ende untuk persiapa menuju ke Maumere. Tepat jam 11:00 kami sudah ada di Ende kembali. Kami packing dan menuju maumere dengan Taxi. Taxi Avanza tentunya, hahaha. Yang perlu digarisbawahi, mobil kami dengan 7penumpang + 1 sopir, dan barang super banyak diatas mobil. Sopirnya pun seperti sudah terlatih dengan kondisi jalanan yang super kacau dan kelok jalan yang super nikung.

Setelah 4 jam perjalanan, sampailah kami di Maumere dan kami mencari alamat saudaranya Onggo. Kami tinggal di bengkel tempat pendidikan anak-anak SMK disana. Lokasinya tidak jauh dari Katedral Maumere.
 Tempat berteduh kami
 
Bengkel Praktek

Malamnya kami berjalan menuju pelabuhan. Terlihat kesibukan bongkar muat barang di pelabuhan. Pelabuhan L-Say ini memang menjadi pusat perekonomian pulau Flores. Bahan kebutuhan rumah tangga semua melewati pelabuhan ini.
Pelabuhan L-Say

Pelabuhan L-Say

Kami melanjutkan jalan kaki menuju alun-alun kota Maumere. Disini ada patung Yesus yang menengadah menghadap ke Gunung. Cerita penduduk setempat, pada saat terjadi gempa dan Tsunami tahun 1991, penduduk kota Maumere semua berkumpul di alun-alun ini. Mukjizatnya, semua orang yang berada di alun-alun selamat dari terjangan Tsunami ini. Air terbelah kesisi barat dan timur alun-alun.

 Alun-alun Kota Maumere
 
Katedral Maumere
 
Setelah puas menikmati kota Maumere, kami menuju tempat menginap kami untuk beristirahat. Besok paginya, kami akan melanjutkan perjalanan ke Larantuka.